Palembang, 23 Februari 2025 – Perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-22 Paroki Santo Petrus Palembang telah berlangsung dengan sukses dan penuh sukacita. Rangkaian kegiatan yang diselenggarakan dari tanggal 26 Januari hingga 23 Februari 2025 ini diikuti dengan antusias oleh umat dari berbagai lingkungan, mencerminkan kebersamaan dan semangat persaudaraan dalam komunitas gerejawi.

Beragam kegiatan telah digelar untuk memeriahkan perayaan ini, antara lain:

  1. Jalan Sehat dan Senam – Kegiatan ini diikuti oleh umat dari berbagai usia yang turut serta dalam gerak sehat bersama, membangun kebersamaan dan semangat hidup sehat.

  2. Festival Koor Antar Lingkungan – Kompetisi ini menampilkan paduan suara dari berbagai lingkungan yang menunjukkan talenta serta kekompakan dalam bernyanyi untuk kemuliaan Tuhan.

  3. Pertandingan Voli Campuran – Olahraga turut menjadi bagian dari perayaan ini, dengan pertandingan voli yang mempererat tali persaudaraan antarumat.

  4. Misa Kudus – Puncak perayaan ditandai dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Paroki, sebagai ungkapan syukur atas penyertaan Tuhan bagi Paroki Santo Petrus Palembang.

  5. Pesta Rakyat – Perayaan ditutup dengan Pesta Rakyat yang menghadirkan berbagai hiburan, kuliner, serta stand dari berbagai lingkungan yang menambah keceriaan acara.

Perayaan ini bukan sekadar peringatan bertambahnya usia Paroki, tetapi juga sebagai bentuk syukur dan refleksi atas perjalanan iman umat yang semakin bertumbuh. Romo Paroki dalam homilinya menegaskan bahwa momen ini menjadi kesempatan bagi seluruh umat untuk semakin mempererat kebersamaan dan terus berkarya dalam pelayanan gereja.

Dengan berakhirnya seluruh rangkaian acara, HUT ke-22 Paroki Santo Petrus Palembang dapat dikatakan berjalan dengan baik dan lancar. Partisipasi aktif dari seluruh umat sangat berperan dalam kesuksesan acara ini. Harapannya, kebersamaan dan semangat yang telah terjalin dalam perayaan ini dapat terus dipertahankan dan menjadi inspirasi untuk semakin melayani Tuhan dan sesama di tahun-tahun mendatang.

Selamat ulang tahun ke-22 Paroki Santo Petrus Palembang! Semoga semakin berkembang dalam iman dan kasih.

 

“APA YANG INGIN

KUPERBUAT BAGIMU”

 

Kepada Bartimeus, si buta yang berseru-seru itu Yesus bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Rabuni, supaya aku dapat melihat” (ay 51) Saya membayangkan Tuhan juga bertanya kepada masing- masing dari kita, “Apa yang engkau mau? Apa yang engkau perjuangkan? Apa yang engkau butuhkan supaya Aku perbuat bagimu?” Orientasi Tuhan adalah kebutuhan kita. Apakah Yesus tidak tahu kalau orang buta itu butuh melihat? Yesus sangat tahu, tapi Dia ingin supaya kehendak orang buta itu sefrekuensi dengan kehendak-Nya. Doa menjadi media supaya hatimu dan hatiku - hati kita - berjumpa dengan hati Tuhan. Semoga Tuhan menganugerahkan ketekunan dan mari kita bertanya, “apa yang sebenarnya kita butuhkan supaya Tuhan perbuat dalam diri kita”. Tuhan sayang padamu.


Rm. Hanesferry.scj

 

JANGAN GILA HORMAT DAN JABATAN

Alkisah ada seorang pastor tua yang naik pesawat. Karena sebelumnya tidak pernah naik pesawat, pastor itu langsung duduk di bangku paling depan, tanpa melihat tiket yang ia miliki. Tak berselang lama, seorang pramugari datang hendak memeriksa. “Maaf pastor, tempat duduk pastor bukan di sini. Tempat duduk ini untuk mereka yang mempunyai tiket bisnis. Tiket pastor itu kelas ekonomi. Jadi tempat duduk pastor ada di belakang”. “Lho... Saya itu pastor. Saya selalu duduk di depan. Kalau ada acara apa pun itu, saya juga duduk di depan”. Pramugari itu kesal dan melaporkannya kepada pilot. Dengan cerdas, pilot itu bertanya kepada pastor, “Pastor mau turun di mana?” “Saya turun di Jakarta”. “Ooo... Kalau pastor mau turun di Jakarta duduknya di bagian belakang. Yang di depan ini akan turun di Bandung”.

Sahabatku, bagi sebagian orang, kedudukan dan kuasa adalah sesuatu yang sangat penting. Kita tahu, persaingan di dunia politik sangat ngeri. Di dunia bisnis pun tidak kalah mengerikan. Kalau kita tidak hati-hati, kita bisa jatuh pada rasa sombong dan lupa pada tugas dan panggilan awal kita. Jangan sampai kita haus akan hormat dan pujian. “Barang siapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (ay 43). Tuhan sayang padamu.


Rm. Hanesferry.scj

 

KETAMAKAN MEMEJARAKANMU

 

Suatu kali, Mother Theresa membawa 5 kg beras untuk keluarga pemulung di Calkuta. Ketika ia memberikannya, apa yang dilakukan oleh keluarga itu? Ia memanggil anaknya dan membagi beras itu menjadi 2 bagian sama banyak dan memberikannya kepada tetangga sebelah rumahnya yang juga kelaparan. Sahabatku, semakin kita mempunyai banyak hal; semakin kita sejahtera, semakin kaya, kadang-kadang kita melihat semakin banyak kebutuhan kita. Perhatikanlah! Semakin gaji Anda meningkat, rasa-rasanya tetap ada saja yang kurang.

Rasa-rasanya ada saja yang perlu dibeli dan diperbaiki. Mungkin ada di antara kita yang pernah mengalami hal demikian. Yesus tidak anti dengan harta dan kekayaan. Namun, Yesus mengingatkan kita akan bahaya ini. Sahabatku, kadang kita berpikir terlalu rumit untuk berbuat baik. Percayalah, semakin Anda berpikir terlalu rumit untuk berbuat baik, semakin tidak terjadi perbuatan baik itu. Semoga kita tidak takut untuk
berbuat baik tanpa berpikir terlalu rumit. Tuhan sayang padamu.

 

Rm. Hanesferry.scj

Hari Minggu Biasa Ke – XXI

(Yoh. 06:60-69)

 

Pengajaran Yesus kepada orang-orang sezamannya dulu memang amat berani. Luar biasa! Bukan hanya mengguncang, tapi juga serasa meruntuhkan bangunan doktrin keagamaan yang hingga saat itu tak dipertanyakan dan tak boleh dipertanyakan. Yesus mengurungkan satu pokok yang paling dasar dalam bangunan keagamaan Yahudi, yakni gagasan bahwa dar i hari ke hari umat dihidupi langsung oleh Allah dengan makanan dari surga. Ditegaskannya, hal itu belum cukup untuk menjamin orang sampai ke tujuan hidup yang sesungguhnya, yakni hidup abadi. Yang bakal menghidupi manusia ialah semua yang dilakukan dan diajarkannya.

Pada kesempatan lain, ia bahkan berbicara mengenai keruntuhan Bait. Dan dirinya akan menjadi Bait, yakni tempat kediaman Allah, yang sesungguhnya. Maka orang diajak memasuki Bait yang baru ini, bersatu dengan yang paling inti dalam kehidupannya, yakni memperkenalkan Allah dalam wajah kebapaannya kepada seluruh umat manusia.

 

Rm. Wahyu, SCJ

 

HARI MINGGU BIASA KE-19

Bicara tentang makan memakan biasanya mengasyikkan, apalagi bagi orang yang mempunyai hobby kuliner. Kemana pun dia pergi yang dicari adalah tempat makan yang favorit, instagramable dan tentunya menunya enak. Terlepas dari itu semua, yang namanya makan merupakan kebutuhan setiap orang untuk bisa bertahan hidup. Dengan segala cara dan daya upaya kita berjuang untuk mendapatkan makanan setiap harinya. Kita membutuhkan asupan energi dan kekuatan dari makanan yang setiap saat kita santap.

Layaknya tubuh jasmani, membutuhkan makanan agar terlihat segar, kuat dan sehat, demikian pula sebagai orang beriman, kita harus memberikan makan bagi jiwa kita setiap hari. Hari ini Yesus menempatkan diriNya sebagai makanan saat Dia berkata: “Akulah roti yang telah turun dari Surga”. Sebagai makanan, Yesus menghendaki DiriNya menjadi kebutuhan pokok dan utama dalam hidup manusia. Dan semuanya itu kita dapatkan pada saat kita sebagai orang beriman merayakan ekaristi. Dalam ekaristi terpenuhilah kebutuhan pokok hidup kita sebagai manusia rohani. Jiwa kita mendapatkan asupan gizi. Jiwa kita perlu makanan rohani. Jiwa kita perlu disegarkan, dikuatkan dan dijaga kesehatannya. Sudahkah kita menempatkan ekaristi sebagai kebutuhan pokok dalam hidup kita?

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image